Purworejo, 25 Juli 2025 — Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro (FKM Undip) kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung program kesehatan masyarakat melalui kolaborasi internasional. Kali ini, FKM Undip bekerja sama dengan Yonsei University dan Kangwon National University, Korea Selatan, dalam penyelenggaraan kegiatan pengabdian masyarakat bertajuk “Strengthening Community Empowerment and Disaster Risk Reduction to Promote Health and Well-being in Kedunggubah Village.”

Kegiatan berlangsung pada Jumat, 25 Juli 2025 di Desa Kedunggubah, Kecamatan Kaligesing, Kabupaten Purworejo, sebuah wilayah yang dikenal sebagai salah satu kantong endemis malaria di Jawa Tengah. Program ini merupakan bagian dari rangkaian kerja sama internasional yang dimulai sehari sebelumnya dengan peresmian Malaria Center Purworejo pada 24 Juli 2025.

Fokus pada Deteksi Dini dan Edukasi Berbasis Komunitas

Kegiatan pengabdian ini mengusung pendekatan partisipatif dan edukatif, dengan fokus pada skrining penyakit menular dan tidak menular seperti malaria, hipertensi, dan diabetes. Acara dibuka secara resmi oleh Camat Kaligesing dan perwakilan Dinas Kesehatan Kabupaten Purworejo, serta dihadiri oleh masyarakat yang antusias mengikuti seluruh rangkaian kegiatan.

Mahasiswa Program Studi Magister Epidemiologi FKM Undip memandu sesi edukasi interaktif menggunakan pendekatan berbasis lokal yang mudah dipahami. Edukasi ini bertujuan membangun kesadaran komprehensif masyarakat terhadap risiko penyakit, pentingnya pola hidup sehat, serta pengendalian faktor risiko berbasis bukti ilmiah.

Selain edukasi, tim juga memberikan layanan pemeriksaan kesehatan gratis, termasuk pengukuran tekanan darah, kadar gula darah, dan pemeriksaan malaria menggunakan rapid diagnostic test. Data dari pemeriksaan ini akan digunakan untuk pemetaan risiko kesehatan serta dasar pengambilan kebijakan intervensi.

Kolaborasi Lintas Negara dalam Aksi Nyata

Hadir dalam kegiatan ini sejumlah akademisi dari Korea Selatan, di antaranya: Prof. Jeon Bo-Young dan Dr. Sezim Monoldorova dari Yonsei University, Prof. Han Jin-Hee dan Dr. Jun Hojong dari Kangwon National University, serta empat mahasiswa asing dari kedua universitas yang turut berinteraksi langsung dengan masyarakat.

Salah satu sesi yang mendapat perhatian khusus adalah diskusi ilmiah terbuka bersama Prof. Jeon Bo-Young yang mengangkat isu spesies nyamuk vektor malaria.

“Kami ingin masyarakat memahami bahwa nyamuk pembawa malaria memiliki perilaku yang berbeda-beda tergantung lingkungan. Pencegahan harus berbasis kondisi lokal,” ujar Prof. Jeon.

Sementara itu, Prof. Han Jin-Hee menegaskan pentingnya kerja sama lintas negara:

“Eliminasi malaria memerlukan sinergi global. Kolaborasi dan penguatan kapasitas lokal menjadi kunci keberhasilan jangka panjang,” tegasnya.

Pembelajaran Lapangan dan Penguatan Kapasitas Mahasiswa

Menurut Dr. Muh Fauzi, Ketua Program Studi Magister Epidemiologi FKM Undip, kegiatan ini merupakan pengalaman belajar lapangan yang sangat bernilai:

“Mahasiswa tidak hanya belajar teori, tetapi juga praktik langsung dalam mengedukasi masyarakat, mengumpulkan data, dan membangun hubungan dengan komunitas.”

Antusiasme masyarakat menjadi indikator keberhasilan pendekatan yang digunakan. Banyak warga menyatakan bahwa ini adalah pengalaman pertama mereka mendapatkan layanan kesehatan menyeluruh dan edukasi kesehatan secara langsung dari tim akademisi dan mahasiswa dalam suasana yang inklusif.

Kegiatan ini menjadi bukti bahwa kolaborasi akademik lintas negara dapat diwujudkan dalam bentuk aksi nyata di tingkat komunitas. Rangkaian kegiatan ditutup dengan sesi refleksi bersama seluruh tim dan dialog terbuka dengan masyarakat sebagai bagian dari evaluasi dan penguatan keberlanjutan program.