Program Studi Magister Epidemiologi Universitas Diponegoro menggelar evaluasi kerjasama terkait Field Epidemiology Training Program (FETP) dan Indonesian One Health University Network (INDOHUN). Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 27 – 29 Agustus 2024, bertempat di Hall D dan Hall A Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro. Kegiatan ini menjadi hal yang sangat penting untuk membahas evaluasi hasil kerjasama antara FETP UNDIP dan INDOHUN.

Field Epidemiology Training Program (FETP) Universitas Diponegoro berada dibawah kurikulum Program Studi Magister Epidemiologi mulai bekerja sama dengan INDOHUN selama 5 tahun yang dimulai pada tahun 2019 sampaii 2024. Tujuan kerja sama ini untuk mengimplementasikan One Health dalam kegiatan belajar mengajar di program Epidemiologi Lapangan. 

Pertemuan ini berlangsung di penghujung tahun kerjasama, yang berlangsung dari bulan Mei sampai Agustus 2024. Terdapat 5 kali pertemuan dengan total 5 aspek yang dibahas serta diseminasi untuk menyampaikan hasil evaluasi ini kepada pemangku kepentingan. Adapun 5 aspek tersebut, antara lain aspek evaluasi manajemen dan capaian program, aspek mahasiswa dan lulusan, dosen dan tenaga kependidikan, kurikulum program, dan evaluasi kerjasama FETP UNDIP – INDOHUN.

Evaluasi kerjasama antara FETP UNDIP dengan INDOHUN menghasilkan beberapa rekomendasi kebijakan kepada pemangku kepentingan serta Universitas Diponegoro selaku yang akan terus menjalankan FETP dengan implementasi One Health di dalamnya. Rekomendasi tersebut antara lain ditujukan kepada Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi selaku Kementerian yang mengampu pendidikan tinggi, Kementerian Kesehatan sebagai pengampu program epidemiologi lapangan, serta kepada Universitas Diponegoro. 

Dengan adanya hasil kerjasama ini, diharapkan Implementasi One Health sebaiknya ditambahkan pada kurikulum FETP, seperti dalam pelatihan Mentorship, kerjasama dengan Dinas lain. Selain itu, Pedoman COHFE dapat memperkaya bahan pengajaran dalam studi kasus penyakit zoonosis atau yang dapat berpotensi menyebabkan wabah sehingga penerapan One Health pada lintas sektor bisa terlaksana dengan baik.